Mengenal Pupuk
Mengenal Pupuk
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.
Praktikum mandiri KPKT acara 2 yaitu Mengenal Pupuk telah dilaksanakan pada Sabtu, 10 Oktober 2020 Pukul 08.00-09.30 di Desa Panekan, RT7/RW1, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Praktikum KPKT Mengenal Pupuk dilakukan dengan Metode Wawancara Petani. Saya melakukan wawancara petani kepada Bapak Hendri dan Bapak Mulyono yaitu salah satu petani dari Desa Panekan. Saat hari wawancara Bapak Hendri dan Bapak Mulyono sedang bekerja di lahan. Komoditas yang di tanam saat itu adalah jagung.
Dalam budidaya jagung Bapak Hendri dan Bapak Mulyono menggunakan beberapa jenis pupuk yakni pupuk Urea, NPK Phonska, ZA, pupuk daun, pupuk kandang dan dolomit. Dosis yang digunakan masing masing jenis pupuk berbeda beda. Untuk pupuk organik yang digunakan yaitu pupuk kandang 250 kg/ha, sedangkan pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea 200 kg/ha, Phonska 140 kg/ha, dan ZA 100 kg/ha.
Menurut Purwono dan Rudi, 2005, dosis pemupukan rata rata per hektar pada tanaman jagung yaitu 200-300 kg Urea, 100-200 kg SP36, 50-100 kg KCl. Berdasarkan referensi pemupukan tanaman jagung dapat diketahui Pak Hendri dan Pak Mulyono sudah tepat dalam mengaplikasikan pupuk Urea. Menurut Asmin dan Dahya, 2015, pemupukan NPK Phonska yang paling berpengaruh nyata terhadap tanaman jagung yaitu 300 kg/ha. Berdasarkan referensi dari Asmin dan Dahya, 2015, diketahui bahwa penggunaan pupuk Phonska masih kurang. Pengunaan pupuk ZA untuk tanaman jagung menurut Tabri et al., 2017, yang paling optimal yaitu 200 kg/ha. Berdasarkan referensi dari Tabri et al., 2017, penggunaan puuk ZA oleh Pak Hendri dan Pak Muyono terhadap tanaman jagungnya masih kurang.
Waktu pengaplikasian pupuk tergantung pada bentuk pupuk. Untuk pupuk daun diberikan dengan cara disemprotkan pada daun ketika pagi hari sebelum matahari terbit. Untuk pupuk tabur seperti Urea, NPK Phonska, dan ZA diaplikasikan dengan menaburkan disekitar tanaman dengan jarak 10-15 cm dari batang tanaman, setelah dilakukan pemupukan dilakukan irigasi atau penyiraman pada tanaman. Karena pengairan dilakukan sesuai jatah waktu yang telah ditentukan oleh perangkat desa maka pemupukan tanaman dilakukan sesuai waktu pengairan. Biasanya pengairan yang dilakukan oleh Pak Hendri dan Pak Mulyono dilakukan seminggu sekali, karena musim kemarau menjadi dua minggu sekali. Lokasi sawah berada di belakang Gedung UPTD Dinas Pertanian, BPP Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan (7⁰36’55.3”S 111⁰17’54.5”E).
Sekian artikel dari hasil praktikum KPKT Acara ke 2
yakni Mengenal Pupuk, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu.
Dokumentasi:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSHntPqsunryM2DjB6tqqf-nXiUfb3NofCYqyxRhfEjIRm0m0Wfg7A7I4IhyphenhyphenJHxCsmQ6ZjrB0Q7FryviQnfOmOLGU1_2g2fGR7WKDshODUgBBk1-v2XbsXRvHXZZR2B0AEN06lda9jzw/w461-h218/IMG_20201010_085946.jpg)
Asmin., dan Dahya. 2015. Kajian dosis pemupukan Urea dan NPK Phonska terhadap pertumbuhan
dan produksi jagung pada lahan kering di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Prosiding
Seminar Nasional Serealia : 321-327
Purwono., dan Rudi, H. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar
Swadaya. Depok
Tabri, F., M. Aqil., dan Roy, E. 2017. Uji aplikasi berbagai tingkat dosis pupuk ZA
terhadap produktivitas dan mutu jagung. Indonesian Journal of Fundamental Sciences 1 : 24-38
Komentar
Posting Komentar