Uji Kesuburan Tanah Melalui Uji Fisika Tanah di Magetan

UJI KESUBURAN TANAH MELALUI UJI FISIKA TANAH DI MAGETAN


Pada hari Sabtu, 26 September 2020 dari pukul 09.00 - 15.00 WIB saya melakukan uji kesuburan tanah melalui uji fisika tanah di 3 lokasi yakni:

1. Desa Sambirobyong, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan

2. Desa Randugede, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan

3. Desa Candirejo, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan

    Pada Praktikum KPKT Acara 1 yaitu Uji Kesuburan Tanah, telah dilakukan dengan metode uji fisika tanah yang meliputi Uji Struktur, Uji Konsistensi (Kering dan Basah/ Lembab), Uji Tekstur dan Penentuan warna tanah. 

    Alat alat dan bahan yang digunakan diantaranya Meteran, Cangkul, Palu, Pisau/belati, Plastik , Tisu/ Kertas, Penggaris, Air dan Soil Munsell Color chart.

    Dalam pelaksanaannya yang pertama kali dilakukan yaitu menentukan lokasi pengabilan sampel (3 lokasi, kemudian merapikan singkapan tanah agar lapisan terlihat jelas, dan membersihkan singkapan dari seresah atau tanaman, setelah singkapan terlihat jelas dan rapi kemudian memasang meteran dari ujung permukaan tanah hingga ke bagian dasar singkapan. pada uji fisika tanah kali ini saya menggunakan minipit. Minipit yaitu profil tanah yang lebih kecil dan dangkal biasanya berukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 m. Minipit digunakan untuk mengetahui sifat sifat morfologi yaitu horizon penciri (lapisan bahwah) dan penyebaran variasi sifat sifat tanah pada suatu daerah yang dipetakan. Pengamatan minipit dilakukan apabila dalam kondisi tertentu tidak memungkinkan dibuat profil tanah, misalnya tanah basah atau pasir yang tidak memungkinkan untuk digali lebih dalam (Balittanah, 2004). 


         Setelah persiapan selesai kemudian dilanjutkan dengan menentukan jumlah lapisan tanah dan mengambil sampel di masing masing lapisan tanah. Saya melakukan uji struktur, konsistensi dan tekstur tanah per lapisan di masing masing lokasi tak lupa saya juga menggambil bongkah tanah, lalu menentukan warna tanah dengan Soil Munsell Color Chart, kemudian saya mencatat hasil uji kesuburan tanah metode uji fisika tanah yang saya dapatkan.
            

Gambar pengujian kesuburan tanah dengan metode uji fisika tanah

            Hasil pengujian kesuburan tanah yang saya dapatkan adalah sebagai berikut:
   
        
            Menurut Das (1995), tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah yang terbentuk dipengaruhi oleh beberapa faktor pembentuk tanah seperti bahan induk, iklim, relief, organisme, waktu dan aktivitas manusia. Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum. Tanah yang diusahakan untuk bidang pertanian memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan diusahakan.  
        Sebelum dilakukan pengelolaan tanah diperlukan uji kesuburan tanah agar dapat diketahui karakteristik tanah untuk menentukan kecocokan tanah untuk digunakan sebagai lahan pertanian dan untuk mengetahui teknik pengolahan tanah yang tepat pada tanah tersebut selain itu juga mengetahui tingkat kesuburan tanah untuk memudian ditindaklanjuti dengan perawatan tanah apabila tanah tersebut diketahui kurang subur. Ciri ciri tanah yang subur diantaranya  memiliki permeabilitas yang tinggi, sirkulasi udara yang baik, strukturnya remah, dan jumlah pori mikro dan pori makronya seimbang. Tekstur tanah debu atau lempung memiliki kesuburan tanah yang lebih tiggi dibanding tanah pasiran karena patikelnya yang lebih kecil dapat menahan air lebih banyak sehingga lebih subur (Handayanto, 2017). Menurut Hardjowigeno (2003) bahwa porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi dapat terbentuk apabila bahan organik dalam tanah tersebut tinggi. Tanah dengan struktur granuler/remah, mempunyai porositas yang tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive/pejal. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori pori makro sehingga sulit menahan air.
            Menurut penelitian Holilulah et al., 2015, warna tanah yang dominan pada lahan produksi rendah adalah warna coklat kekuningan.Warna coklat kekuningan disebabkan karena adanya kandungan bahan organik yang mengalami proses pencucian tanah, sedangkan warna tanah pada lahan produksi tinggi didominasi oleh warna orange. Warna orange disebabkan karena adanya kandungan mineral geothit di dalam tanah. Adanya perbedaan warna antar lapisan disebabkan oleh kandungan bahan organik dan kandungan mineral yang terdapat didalam tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya disebabkan oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu seperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika dengan kandungan oksida (hematit) yang tinggi berwarna merah, bahkan dengan sejumlah besar bahan organik. 
            Pada lahan produksi rendah maupun lahan produksi tinggi didominasi oleh tanah bertekstur liat berpasir,  tanah bertekstur liat berpasir dalam kondisi kering maka kekuatan tanah pada lahan tersebut akan semakin besar dan sebaliknya apabila tanah liat berpasir dalam kondisi basah maka kekuatan tanah akan semakin kecil. Hal ini diakibatkan karena sifat tanah liat pada saat kondisi kering maka tanah liat akan menyusut sehingga tanah menjadi keras dan apabila tanah liat dalam kondisi basah/ lembab maka tanah liat akan mengembang dan bersifat plastis. Lahan produksi rendah maupun tinggi didominasi oleh tekstur liat berpasir. Jika dilihat dari besarnya kandungan pasir maka mengindikasikan bahwa lahan tersebut tidak terjadi genangan air pada saat hujan. Hal ini dikarenakan sifat tanah yang memiliki kandungan pasir yang tinggi memiliki sifat mudah meloloskan air sehingga aerasi baik dan dekomposisi bahan organik cepat.
            Dari hasil yang didapatkan dari segi warna tanah, tanah lapisan paling atas di masing masing lokasi mempunyai warna yang lebih gelap dari lapisan di bawahnya hal ini seperti hasil penelitan Holilullah et al., 2015 yaitu karena adanya bahan organik sehingga warna tanah menjadi kelabu, kelabu tua atau coklat. Dari segi struktur tanah, di ketiga profil yang diuji termasuk kurang subur karena tidak sesuai dengan hasil peneltian Handayanto, 2017 dan Hardjowigeno, 2003 yang menyatakan bahwa tanah yang subur adalah tanah yang berstruktur ramah/granuler. Dari segi teksur ketiga profil tanah termasuk tanah yang relatif subur karena didapatkan hasil yang menunjukkan tekstur rata rata geluh dan lempung, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Holilullah et al., 2015 dan Handayanto, 2017. Struktur tanah tersebut menggumpal mungkin disebabkan karena kuranganya pengairan atau telah lama bero akibat musim kemarau yang panjang.

    Daftar Pustaka:
    
    Das, B. M. 1995. Mekanika Tanah 1. Erlangga. Jakarta
    Handyanto, E., Nurul, M., dan Amrullah, F. 2017. Pengelolaan Kesuburan Tanah. UB Press. Malang
    Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Genesis. Akademika Presindo. Jakarta   
    Holilullah., Afandi., dan Hery, N. 2015. Karakteristik sifat fisik tanah pada lahan produksi rendah dan tinggi di PT Great Giant                  Pineapple





Komentar